Khamis, 1 Oktober 2009

Warkah Adam kepada Hawwa

Assalamualaikum w.r.t.

Hawwa...
semoga kehadiaran warkah ini tidak akan mengocak kedamaian dan ketenangan hatimu.

Hawwa...
Sekali lagi kesedihan menyelubungi hati ini.Hawwa ke mana hilangnya sopan santun dan rasa terhormatmu terhadapku? Kalau dulu ,untuk megucapkan sebaris kata di hadapanku sekalipun ,kau hanya menundukkan pandanganmu dan menyusun kata sebaik-baiknya dan seatur mungkin.Namun hari ini suatu kebiasaan jika perhatikan malumu kian lenyap.Antara kita seolah-olah tiada lagi hijab yang menghalang dan kau biasa menyapaku tanpa segan silu...malu itu selayaknya kau punya,tapi apa yang terjadi kini?

Hawwa ...
Apa yang membimbangkanku,keadaan ini biasa menjadikan kita makin hampir mengetepikan tuntutan perintah Allah.Pergaulan yang ku kira tidak wajar antara muslimin dan muslimat menenggelamkan aku dalam kekalutan perasaan.Terlalu bimbang kiranya suatu hari nanti menjadi kebiasaan jika dilihat kaummu dan kaumku biasa seiringan tanpa ada batasnya lagi.

Hawwa...
Mengapa tidak kau semaikan rasa malumu dalam hatimu?Mengapa Hawwa yang ku kenal dulu tidak lagi seperti dulu? Tidak seperti dulu? Tutur kata yang petah ,alunan suara yang lantang ,mengheret aku ke dalam kesedihan yang berpanjangan...Kau bisa ku samakan dengan teman-temanku yang lain dan jika keadaan ini berterusan ,suatu hari nanti ,Hawwa akan menguasai dunia dan Adam hanyalah penyeri sahaja.Dulu ku sanjung tinggi peradabanmu yang kiranya dibandingkan dengan kaummu yang di luar sana.Tapi kini,kepercayaanku luntur tatkala ku lihat batas-batasmu kian memudar.Dan sedarlah Hawwa ,dirimu adalah penyimpan setinggi-tinggi maruah.Lantaran itu,usah terlalu ghairah denganku.Adam... kita mempunyai benteng yang kukuh,janganlah kita robohkan.

Hawwa...
Fahamilah...ku tak ingin kau terlalu menonjol diri keranaku.Kau adalah sebutir mutiara yang terlalu mahal harganya.Terus terang ku katakan.Duhai Hawwa...bukan kemarahanmu ku pinta bukan sapaanmu yang menggembirakan diriku ,tapi mengertilah Hawwa ,ku mahu kau pelihara kesopananmu dan maruahmu,jangan kau perdagangkan..

Hawwa...
Jika bersua muka tundukkan pandangannmu,perlahankan suaramu,dan usahlah kau terlalu tampilkan dirimu meskipun naluri kita saling memerlukan.Ingatlah Hawwa batas-batas pergaulan antara kita ,itulah yang harus dijaga .


Hawwa...
Peliharalah tngkah lakumu tak kira di mana sahaja .Walaupun aku tidak mampu untuk terus menerus memimpin dirimu seandainya kau tersilap langkah .Tapi dengarlah Hawwa ,aku mahu kau sedar !!!Sedar yang biasa dirimu terhumban di persada kehancuran .Jikalau kau membiarkan dirimu hanyut dengan pergaulan bebas di kala ini.Kaumku ,Adam tidak ingin dunia ini dimamah laknat Allah lantaran dosa yang kita titipkan.

Hawwa...
Sekian dulu untuk kali ini .ketahuilah dunia Hawwa...Aku amat merinduimu yang dulu.

0 ulasan: